Gandeng UNICEF, Dinkes Manokwari Gelar Workshop Bebas Malaria di 2027

MANOKWARI, cahayapapua.id- Dinas Kesehatan Manokwari menggandeng UNICEF menggelar workshop guru Sekolah Dasar, Selasa (25/2/2025). Workshop membahas gerakan Muatan Lokal (Mulok) Malaria dalam rangka membawa Papua Barat bebas dari malaria.

Workshop juga membahas program Sehat Imunisasi-Gerakan Sekolah Sehat dan Usaha Kesehatan Sekolah. Workshop dibuka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang.

Marthen dalam pemaparannya menyampaikan, pencapaian Papua Barat dalam hal ini dalam hal ini Kabupaten Pegunungan Arfak telah membangkitkan semangat bahwa Papua Barat bisa terbebas dari malaria dengan upaya yang intensif.

Berdasarkan data, tahun 2022 Kabupaten Manokwari melaporkan ada 7.325 kasus malaria. Angka ini menjadikan Manokwari sebagai penyumbang terbesar kasus malaria di Papua Barat.

Adapun total kasus malaria pada 2022 di Papua Barat mencapai 9.418 kasus. Sementara di tahun 2023, hingga bulan April, Kabupaten Manokwari mencatat 71 kasus malaria. Penurunan ini menunjukkan tren positif dalam upaya pengendalian malaria di wilayah tersebut.

“Perlu dicatat bahwa tingginya angka kasus malaria di Manokwari dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti mobilitas penduduk antar kabupaten dan kondisi geografis yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles, vektor penular malaria,” ujar Marthen.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Manokwari telah mengambil langkah proaktif dalam upaya mengeliminasi malaria dengan mengintegrasikan edukasi mengenai penyakit ini ke dalam kurikulum sekolah dasar melalui program Muatan Lokal (Mulok) Malaria.

Lanjutan Marthen, program ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang pencegahan, gejala, dan penanganan malaria, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam komunitasnya.

“Implementasi Mulok Malaria dimulai pada tahun ajaran 2023/2024. Sebanyak 118 paket buku Mulok Malaria telah didistribusikan ke sekolah-sekolah dasar di Manokwari, hasil kolaborasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari dan UNICEF. Buku-buku ini dirancang khusus untuk memberikan informasi yang komprehensif dan mudah dipahami oleh siswa mengenai malaria,” ucapnya.

Ia menuturkan sejalan dengan target Pemerintah Kabupaten Manokwari untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2027.

“Dengan melibatkan sektor pendidikan, diharapkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan malaria dapat meningkat secara signifikan,” jelasnya.

Marthen menambahkan melalui integrasi edukasi malaria dalam kurikulum sekolah dasar, Kabupaten Manokwari berkomitmen membentuk generasi muda yang sadar akan pentingnya pencegahan malaria, sehingga dapat berkontribusi dalam upaya eliminasi penyakit tersebut di wilayahnya.

“Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Manokwari berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat, terutama anak-anak sekolah, tentang pencegahan dan pengendalian malaria. Melalui pengintegrasian Mulok Malaria dalam kurikulum sekolah, kita berharap anak-anak sejak dini dapat mengenal penyakit ini, memahami cara penularannya, serta mengadopsi kebiasaan hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam upaya melindungi anak-anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kembali dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal terhadap penyakit seperti campak, difteri, dan tetanus, yang masih menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak-anak kita.

“Jadi dengan imunisasi yang lengkap, kita dapat memastikan mereka tumbuh sehat dan kuat dalam menghadapi masa depan. Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak, mulai dari tenaga pendidik, tenaga kesehatan, untuk bersama-sama mendukung keberhasilan program ini. Mari kita bangun generasi yang lebih sehat, lebih tangguh, dan terbebas dari penyakit menular,” pungkasnya.

 

 

PSR-CP