MANOKWARI, cahayapapua.id– Pemerintah Kabupaten Manokwari terus menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program strategis di bidang kesehatan.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Wakil Bupati dan jajaran terkait saat ini tengah mempersiapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang pelayanan kesehatan gratis yang akan diintegrasikan antara Jamkesda dengan Jamkesmas.
“Termasuk untuk bidang kesehatan, saya bersama Bapak Wakil Bupati dan jajaran terkait saat ini sedang mempersiapkan Peraturan Daerah tentang pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Manokwari yang terintegrasi antara Jamkesda dengan Jamkesmas,” ujar Bupati Hermus di Manokwari, Rabu (21/10/2025)
Menurutnya, program pelayanan kesehatan gratis yang akan diberi nama ‘Manokwari Sehat’ ini bertujuan menutup celah pembiayaan yang belum tercover oleh program Jamkesmas.
“Jadi nanti, program pelayanan Manokwari Sehat atau program kesehatan gratis ini akan membiayai aspek-aspek pembiayaan yang tidak dibiayai oleh Jamkesmas,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, kata Bupati, pemerintah daerah akan mengidentifikasi beban layanan kesehatan di setiap fasilitas yang sudah dan belum ditanggung oleh Jamkesmas.
“Komponen pembiayaan yang belum tercakup oleh Jamkesmas inilah yang akan ditanggung oleh Jamkesda melalui program Manokwari Sehat atau program pelayanan kesehatan gratis,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya nyata Pemerintah Kabupaten Manokwari untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.
“Inilah yang sedang kita upayakan secara nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Manokwari tercinta,” ungkapnya.
Hermus juga menyoroti program percepatan penurunan stunting sebagai bagian tak terpisahkan dari program Manokwari Sehat. Pemerintah, kata dia, telah menyelesaikan roadmap penurunan stunting dan berkomitmen menjalankan pendekatan yang lebih spesifik dan tepat sasaran.
“Kita telah menyelesaikan roadmap penurunan stunting, dan kita berharap penanganan stunting dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih spesifik, menyasar langsung keluarga-keluarga yang menjadi kontributor atau penyumbang lahirnya anak-anak stunting di Kabupaten Manokwari,” ujarnya.
Menurut Hermus, stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga merupakan refleksi dari kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Saya kira, stunting ini merupakan gejala dari kondisi sosial masyarakat kita yang masih hidup dalam ketidakmampuan ekonomi atau kemiskinan ekstrem,” kata dia.
Oleh karena itu, program penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi, bukan sekadar memberikan bantuan makanan tambahan.
“Program penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi tidak hanya dengan memberikan asupan makan dan minum, tetapi juga melalui program tambahan seperti bedah rumah dan peningkatan sanitasi lingkungan bagi keluarga yang terdampak stunting,” tegasnya.
Dengan pendekatan tersebut, Bupati berharap intervensi terhadap stunting dapat menyentuh akar permasalahan.
“Dengan demikian, intervensi penanganan stunting tidak hanya dilakukan di permukaan, melainkan hingga ke akar permasalahannya,” katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Manokwari berkomitmen agar penanganan stunting dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
“Kita berharap, melalui pendekatan ini, penanganan stunting di Kabupaten Manokwari dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Karena jika kita hanya menangani di permukaan misalnya, kita identifikasi ada sekitar tiga ratus kasus lalu kita hanya memberikan asupan makanan tambahan, masalah itu mungkin terlihat selesai sementara, tetapi karena akar persoalannya tidak disentuh, maka kasus serupa akan terus berulang,” ujarnya.
Program seperti itu akan menjadi mubazir jika tidak ditangani dengan baik. Karena itu, harus melakukan intervensi langsung pada akar permasalahan stunting di Kabupaten Manokwari
PSR-CP
