MANOKWARI, cahayapapua.id- Ketua Perkumpulan Flobamora Papua Barat, Clinton C. Talo, mendesak pihak Kepolisian segera ungkap kasus tabrak lari yang menewaskan Marvel Audrei Rumbin. Hingga hari ke-41 sejak kejadian, keluarga korban belum mendapatkan kepastian hukum sehingga memicu aksi pemalangan di perempatan lampu merah Makalow, Manokwari.
Clinton menjelaskan bahwa sejak awal pihaknya telah berupaya melakukan mediasi antara keluarga korban, masyarakat, dan aparat kepolisian. Namun, tidak adanya perkembangan berarti membuat keluarga akhirnya memilih turun ke jalan demi menuntut kejelasan.
“Kami sudah mediasi sejak awal, baik dengan kepolisian maupun dengan masyarakat, termasuk keluarga besar Flobamora dari suku Belu dan Malaka. Tetapi sampai hari ke-41 ini belum ada titik terang. Itu yang membuat keluarga merasa pelaku tidak kunjung ditangkap,” ujar Clinton, Senin (22/12/2025).
Ia menegaskan bahwa aksi pemalangan tersebut merupakan bentuk luapan kekecewaan dan bukan upaya menciptakan konflik.
Sebagai ketua Flobamora sekaligus bagian dari keluarga korban, Clinton menyebut dirinya tidak lagi memiliki ruang yang cukup untuk menengahi.
“Ini murni ekspresi kekecewaan keluarga karena keadilan belum ditegakkan. Saya tidak bisa memaksa atau mengambil keputusan karena kasus ini menyangkut dua suku berbeda dan menyangkut nyawa manusia,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa keterbatasan dirinya dalam memediasi juga disebabkan karena kasus ini melibatkan dua suku berbeda kelompok masyarakat dari wilayah timur (NTT) dan keluarga korban dari Biak. Kondisi ini membuatnya tidak bisa memaksakan keputusan apa pun.
“Hari ini saya tidak bisa mengatakan bahwa saya membantu lebih jauh sebagai kepala suku. Kalau masyarakat dari suku timur, mungkin saya bisa. Tapi ini menyangkut dua suku berbeda, dan pihak keluarga Biak punya sikap sendiri. Saya tidak bisa memaksa,” ujarnya.
Menurut Clinton, sebagian warga sebenarnya bersedia membuka palang agar arus lalu lintas kembali lancar, namun keluarga tetap bersikeras menunggu penjelasan langsung dari pihak kepolisian.
“Mereka ingin mendengar sendiri penjelasan dari pimpinan kepolisian. Itu yang mereka anggap adil dan perlu,” tuturnya.
Clinton mengatakan dirinya telah berupaya meyakinkan keluarga untuk membuka palang demi ketertiban umum, namun permintaan tersebut ditolak lantaran mereka menilai belum ada kejelasan apa pun dari aparat.
“Saya sudah meminta agar palang dibuka, tetapi keluarga menolak karena belum ada kepastian dan belum ada tanggung jawab yang jelas dari pihak kepolisian,” ucapnya.
Clinton menegaskan bahwa harapan utama masyarakat saat ini adalah penangkapan pelaku agar kasus ini tidak terus memicu ketegangan sosial di Manokwari.
“Kami serahkan sepenuhnya kepada polisi. Yang kami minta hanyalah Kapolda dan Kapolres hadir memberi penjelasan langsung kepada keluarga, supaya masalah ini bisa selesai dan masyarakat tenang,” pungkasnya.
PSR-CP
