MANOKWARI, cahayapapua.id- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat terjadi inflasi bulanan (m-to-m) sebesar 0,58 persen pada Juni 2025.
Inflasi ini menunjukkan perubahan tren setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,33 persen. Kenaikan tersebut mendorong Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,64 pada Mei menjadi 107,22 pada Juni 2025.
Kepala BPS Papua Barat, Ir. Merry, mengatakan bahwa meskipun terjadi inflasi secara bulanan, secara tahunan (year-on-year) dan tahun kalender (year-to-date), Papua Barat justru mencatat deflasi masing-masing sebesar 0,67 persen.
“Kenaikan tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama inflasi bulan ini, selain juga didorong oleh kenaikan harga ikan segar dan sayuran,” ujar Merry saat konferensi pers di Manokwari, Selasa (1/7/2025).
Manokwari alami inflasi tertinggi. Seluruh kota IHK di Provinsi Papua Barat mengalami inflasi pada Juni 2025. Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Manokwari sebesar 0,58 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Kabupaten Sorong sebesar 0,04 persen.
Selanjutnya untuk kelompok Pengeluaran Penyumbang Inflasi Juni 2025 Papua Barat (m-to-m). Pada Juni 2025 di Papua Barat mengalami inflasi yang berbanding terbalik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi.
Berikut Kelompok Pengeluaran Penyumbang Inflasi Papua Barat (m-to-m) diantaranya :
1. Transportasi – Inflasi: 2,34 persen, Andil: 0,29 persen. Komoditas utama: Tarif angkutan udara (andil: 0,34%)
2. Makanan, Minuman dan Tembakau – Inflasi: 0,65 persen, Andil: 0,22 persen. Komoditas utama: Ikan cakalang, tomat, sawi hijau, ikan asap
3. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya – Inflasi: 0,52 persen, Andil: 0,03 persen
4. Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran – Inflasi: 0,37 persen, Andil: 0,02 persen
Lebih lanjut, Penyumbang deflasi bulanan, meski secara umum terjadi inflasi, beberapa komoditas justru mencatat penurunan harga dan memberikan andil deflasi yaitu Cabai rawit (0,08%), Bensin (0,05%), Ikan kakap merah (0,05%), Kangkung (0,05%) dan Bawang putih (0,04%).
Ia menambahkan untuk Deflasi Tahunan Papua Barat 0,67 Persen. Secara year-on-year (yoy), Papua Barat masih mengalami deflasi sebesar 0,67 persen pada Juni 2025.
Ini dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas dalam kelompok adalah Makanan, Minuman dan Tembakau meberikan deflasi 3,91 persen, andil 1,41 persen. Transportasi memberikan deflasi 1,17 persen, andil 0,15 persen.
”Komoditas yang paling besar andilnya terhadap deflasi tahunan meliputi tomat, cabai rawit, bawang putih, kangkung, dan bensin, “tuturnya.
Merry diakhir menambahkan bahwa Inflasi Papua Barat pada Juni 2025 terutama dipicu oleh naiknya tarif angkutan udara dan harga sejumlah komoditas pangan segar. Namun secara tahunan, tekanan inflasi masih relatif rendah bahkan menunjukkan tren deflasi.
”Kondisi ini mencerminkan dinamika harga yang dipengaruhi oleh faktor musiman dan fluktuasi pasokan, terutama di wilayah timur Indonesia, “pungkasnya
PSR-CP
