MANOKWARI, cahayapapua.id- Bandara Udara Kelas I Rendani Manokwari kini resmi berstatus Badan Layanan Umum (BLU) sejak tahun 2023. Status ini membawa semangat baru dalam pengelolaan bandara, dengan misi utama meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus kontribusi keuangan negara melalui optimalisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Kepala UPBU Bandara Rendani, Herman Sujito, menjelaskan bahwa penetapan status BLU merupakan bentuk kepercayaan pemerintah pusat terhadap potensi Bandara Rendani, baik dari aspek pelayanan, ekonomi, maupun fungsi strategisnya di wilayah Papua Barat.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sisi pelayanan saja, tapi juga harus mengedepankan aspek bisnis agar bisa memberikan kontribusi nyata dalam bentuk PNBP,” ujar Herman saat kegiatan bincang santai bersama media, Kamis (26/6/2025).
Ia menambahkan, sebagai bandara berstatus BLU, pihaknya harus mampu menyeimbangkan fungsi pelayanan masyarakat dan fungsi bisnis, dengan tetap menjadikan kepuasan pengguna sebagai prioritas utama.
“BLU itu bukan hanya status administratif, tapi tanggung jawab besar untuk menghadirkan layanan yang profesional, efisien, dan berdampak nyata bagi masyarakat Papua Barat,” tegasnya.
Bandara Rendani kini menjadi salah satu dari 10 bandara di Indonesia yang mengusung model pengelolaan BLU, dan diproyeksikan akan menjadi pusat pertumbuhan transportasi udara di kawasan timur Indonesia. Evaluasi rutin oleh Kementerian Perhubungan juga dilakukan untuk memastikan standar layanan, efisiensi operasional, dan inovasi terus ditingkatkan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah awak media lokal tersebut, Herman menekankan bahwa kolaborasi antarpihak sangat diperlukan, termasuk peran media dalam menyampaikan perkembangan dan transformasi bandara kepada publik secara objektif dan edukatif.
“Kami membuka ruang diskusi, kolaborasi, dan masukan dari berbagai pihak. Media punya peran penting dalam membangun citra bandara dan mendukung transparansi kinerja,” ujarnya.
Selain peningkatan pelayanan, Bandara Rendani juga tengah mendorong program-program yang melibatkan masyarakat sekitar, termasuk pemberdayaan ekonomi lokal melalui kemitraan dan partisipasi dalam kegiatan bandara.
“Bandara bukan hanya tempat transit. Kami ingin keberadaannya bisa memberi dampak langsung bagi masyarakat sekitar,” tutur Herman.
Ia juga menyampaikan bahwa dukungan dari pemerintah daerah dan kementerian sangat dibutuhkan, terutama untuk rencana pengembangan infrastruktur bandara, termasuk perpanjangan runway, pelebaran akses jalan, dan integrasi transportasi darat.
Dengan semangat kolaboratif dan tata kelola modern berbasis BLU, Bandara Rendani diharapkan dapat menjadi simbol kemajuan Papua Barat, serta model pengelolaan bandara yang berimbang antara fungsi sosial dan kontribusi ekonomi.
PSR-CP
















