SMA Negeri 2 Manokwari Gelar Panen Belajar P5, Tampilkan Demokrasi-Kearifan Lokal

MANOKWARI, cahayapapua.id – SMA Negeri 2 Manokwari, Papua Barat, menyelenggarakan panen belajar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) di aula SMA Negeri 2 Manokwari, Jumat (31/5/2024).

Kepala Sekolah SMA Negeru 2 Manokwari, Baik Bangun, menjelaskan melalui kegiatan ini, para murid kelas X dapat menampilkan hasil karya pembelajaran dari dua tema P5, yakni demokrasi dan kearifan lokal.

“Jadi, dalam kegiatan ini para murid menampilkan proses di mana mereka melakukan pemilihan ketua kelas. Kemudian untuk tema kearifan lokal, para murid menampilkan makanan atau kuliner yang berbahan dasar pangan lokal yang banyak dijumpai di Manokwari, seperti talas, keladi, ubi jalar, ubi kayu, dan pisang,” ujarnya.

Dia mengungkapkan SMA Negeri 2 Manokwari telah menerapkan KMB sejak tahun lalu untuk murid kelas X, sementara kelas XI dan XII masih menggunakan Kurikulum 2013.

“Dengan penerapan KMB ini, maka kami sebagai pihak sekolah wajib melaksanakan kegiatan P5 yang dibagi menjadi delapan tema, yaitu gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, demokrasi, Bhinneka Tunggal Ika, pembangunan jiwa dan raga, rekayasa dan teknologi, kewirausahaan, dan kebekerjaan,” bebernya.

Dua juga menyampaikan bahwa sesuai dengan panduan KMB, setiap dua semester atau satu tahun pembelajaran, sekolah harus melaksanakan minimal tiga tema P5. Selanjutnya, para murid harus menunjukkan hasil karya mereka melalui panen hasil belajar P5.

“Semester kemarin itu kita sudah laksanakan tema gaya hidup berkelanjutan dengan pengelolaan sampah. Semester ini kita laksanakan dua tema lagi, yaitu kearifan lokal dan demokrasi,” ungkapnya.

Dia menekankan Pancasila adalah nilai-nilai luhur dan pandangan hidup bangsa yang harus menjadi pedoman bagi para murid.

Enam dimensi kegiatan P5 adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, mandiri, bergotong royong, memiliki kebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Harapannya, keenam dimensi itu dapat diterapkan murid dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan sesama manusia, alam, maupun Tuhan Yang Maha Esa.

“P5 ini untuk pengembangan potensi siswa secara menyeluruh. Maka dari itu, yang akan dinilai pada panen belajar adalah prosesnya bukan produknya. Selain itu, bagimana murid bisa saling bekerja sama membagi tugas, saling menghargai, dan mengasah kreativitas. Nilai itu yang diharapkan diterapkan anak murid di kehidupan mereka sehari-hari,” terangnya.

 

PSR-CP