MANOKWARI, cahayapapua.id- Bank Indonesia (BI) Papua Barat terus menggerakkan kesadaran masyarakat untuk mencintai pangan lokal sebagai langkah nyata memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga melalui gerakan Torang Locavore 2025.
Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Arif Rahadian, menjelaskan bahwa Torang Locavore merupakan gerakan bersama yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari sekolah, rumah tangga hingga pemerintah daerah.
“Gerakan bersama ini melibatkan berbagai pihak yang kita libatkan, mulai dari sekolah, rumah tangga hingga pemerintah daerah. Gerakan ini berangkat dari keyakinan bahwa stabilitas harga dan ketahanan pangan itu tidak bisa dijaga hanya lewat kebijakan, tetapi juga perlu upaya mendorong kesadaran masyarakat untuk mencintai pangan lokal,” jelas Arif dalam sambutannya pada puncak kegiatan Torang Locavore 2025 di Manokwari, Jumat (31/10/2025).
Ia menyebutkan, dua inisiatif utama yang menjadi motor penggerak program ini adalah Edukasi ke Bank Sentral dan Stabilisasi Harga (ESENSI) serta Program Desa Peduli Inflasi (SALIN).
“Keduanya memiliki semangat untuk melakukan edukasi mengenai kebanksentralan, memahami inflasi, serta mengajarkan praktik urban farming atau menanam pangan lokal di pekarangan rumah sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, program Torang Locavore tidak hanya menyasar rumah tangga, tetapi juga pelajar. Hingga saat ini, tercatat 22 sekolah di Kabupaten Manokwari dan 10 kelompok Dasawisma binaan Tim Penggerak PKK yang aktif terlibat dalam gerakan tersebut.
“Harapannya, dengan melibatkan komunitas-komunitas ini, semangatnya bisa menular dan menumbuhkan kemandirian pangan sebagaimana tujuan mulia kegiatan ini,” tambah Arif.
Ia menilai kegiatan ini sederhana namun berdampak besar, karena mampu mengubah lahan pekarangan yang semula kosong menjadi lahan produktif, sekaligus menumbuhkan kesadaran ekonomi di masyarakat.
“Kegiatan sederhana ini mendorong transformasi dari halaman rumah yang kosong menjadi lahan produktif. Kita belajar menanam, menumbuhkan kesadaran ekonomi, dan memahami bagaimana harga serta inflasi terbentuk. Dengan kesadaran itu, setiap rumah tangga dapat menjadi bagian dari solusi ekonomi, ikut berperan menjaga stabilitas harga,” terangnya.
Arif menegaskan bahwa puncak acara Torang Locavore 2025 bukanlah akhir dari rangkaian kegiatan, melainkan momentum untuk memperluas gerakan tersebut di tengah masyarakat.
“Walaupun ini hari puncak, bukan berarti kita menutup kegiatan ini. Justru ini menjadi penegasan bahwa pelajar dan ibu rumah tangga merupakan bagian penting dari agen-agen ekonomi dan stabilitas inflasi. Semua pihak memiliki peran sesuai porsinya dalam mewujudkan ketahanan pangan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam mendukung kegiatan tersebut.
“Pengendalian inflasi bukan hanya tanggung jawab BI dan pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Aksi kecil di rumah, di sekolah, atau di lingkungan sekitar dapat berkontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi, terutama dalam menjaga harga dan ketahanan pangan,” ucapnya.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada TPID Provinsi dan Kabupaten, BPS, Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, OPD, serta sekolah-sekolah yang menjadi peserta kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini dan terus menjadi gerakan nyata, berdaya, dan berdampak,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, BI Papua Barat memberikan penghargaan kepada peserta terbaik Torang Locavore 2025 dari kalangan sekolah dan kelompok Dasa Wisma yang berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan.
Kategori Sekolah Peduli Inflasi Terfavorit Program Edukasi ke Bank Sentral dan Stabilisasi Harga (ESENSI) yaitu SMA Muhammadiyah Conservation Manokwari, SMK Negeri 3 Manokwari, SMA YPK Imanuel Manokwari, SMA Negeri 1 Manokwari dan SMA Santo Paulus Manokwari
Berikut kategori Dasa Wisma Peduli Inflasi Terfavorit Program Desa Peduli Inflasi (SALIN) yaitu, Mawar Prafi Mulya, Kenangan Prafi Mulya, Mawar Sumber Boga Masni, Blanga Mountain Sidey dan Bekar Indah Bakaro
Menutup sambutannya, Arif menyampaikan tiga pesan penting bagi seluruh peserta dan masyarakat.
“Pertama, marilah kita terus menanam di lingkungan masing-masing agar pasokan bahan pangan tersedia. Kedua, cintailah produk lokal Papua Barat untuk menjaga stabilitas harga. Dan ketiga, teruslah bersinergi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Papua Barat, Melkias Werinusa, menyampaikan harapan agar kegiatan ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Secara khusus kami berharap siswa-siswi SMA/SMK dan para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok Dasa Wisma dapat memanfaatkan lahan pekarangan sekolah dan rumah tangga dalam upaya menjaga stabilitas harga dengan menanam komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan langkah-langkah sederhana tersebut, diharapkan Papua Barat dapat bergerak menuju target inflasi yang lebih stabil, serta menciptakan perekonomian yang inklusif dan tangguh bagi Papua Barat dan Indonesia.
PSR-CP










