MANOKWARI, cahayapapua.id- Penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Manokwari, terlebih dengan munculnya tren peningkatan kasus TBC resisten obat (DR-TB) yang dinilai sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan khusus.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Manokwari, Marthen Rantetampang, mengatakan bahwa meskipun pelacakan dan pelaporan oleh petugas puskesmas dan rumah sakit berjalan secara konsisten, angka kasus TBC di Manokwari masih tergolong tinggi.
“TBC menurut saya masih sangat menakutkan di Manokwari. Ini penyakit yang mungkin dianggap biasa, tetapi sebenarnya sangat serius. Bahkan secara nasional, data menunjukkan kasus TBC di Manokwari cukup tinggi,” kata Marthen, Rabu (6/8/2025).
Ia menyoroti kekhawatiran terhadap kasus drug-resistant tuberculosis (DR-TB) atau TBC yang sudah kebal terhadap obat. Menurutnya, ada sejumlah kasus di mana pasien belum pernah menjalani pengobatan sebelumnya, namun virus TBC di dalam tubuh mereka telah menunjukkan resistensi.
”Ini sangat berbahaya. Jika pasien menghentikan konsumsi obat sebelum tuntas, virus di tubuhnya bisa berkembang menjadi resisten, dan pengobatannya jadi jauh lebih rumit,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Manokwari saat ini menggunakan sistem aplikasi pemantauan pasien TBC yang memungkinkan informasi pengobatan pasien tetap terlacak, meski mereka berpindah fasilitas kesehatan.
”Setiap pasien yang datang berobat akan tercatat dalam sistem. Jadi meskipun mereka berpindah faskes, pengobatannya tetap bisa dilanjutkan dengan pengawasan,” jelas Marthen.
Ia menegaskan pentingnya kedisiplinan dalam menjalani pengobatan TBC, karena proses penyembuhan membutuhkan waktu panjang dan konsistensi tinggi. Jika pengobatan terputus, maka harus diulang dari awal dengan metode yang berbeda serta biaya yang lebih besar.
“Ini butuh kesadaran penuh dari pasien. TBC bisa disembuhkan, tetapi harus dengan kedisiplinan tinggi. Jika pengobatan tidak tuntas, risiko penularan juga semakin besar,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Dinas Kesehatan berkomitmen untuk memperkuat edukasi masyarakat dan pendampingan pasien dalam upaya menekan penyebaran TBC, khususnya kasus resisten obat yang berpotensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat lebih luas.
PSR-CP