MANOKWARI, cahayapapua.id- Pemerintah Kabupaten Manokwari terus memperkuat dua program prioritas nasional Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dan Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebagai mesin penggerak ekonomi masyarakat di kampung-kampung.
Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono, mengatakan dua program tersebut memiliki potensi besar dalam menciptakan efek ekonomi berantai apabila seluruh desa dan kelurahan mengoptimalkannya.
“Kalau semua Kopdes Merah Putih di Manokwari beroperasi dan semua dapur SPPG mengambil bahan makanan dari masyarakat melalui koperasi, maka ekonomi kita tentu akan meningkat,” ujar Mugiyono di Manokwari, Senin (17/11/2025).
Ia menjelaskan, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menginstruksikan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memprioritaskan pembelian bahan pangan dari masyarakat lokal. SPPG tidak diperkenankan mengambil pasokan dari luar daerah selama ketersediaannya dapat dipenuhi oleh pelaku usaha maupun koperasi di Manokwari.
Besarnya kebutuhan bahan pangan untuk program MBG menjadi peluang bagi Kopdes Merah Putih sebagai pemasok utama. Koperasi dapat mengumpulkan berbagai hasil produksi masyarakat seperti beras, sayur, buah, tahu, tempe, serta sumber protein lokal lainnya untuk dijual kepada dapur SPPG.
“Kerja sama ini menguntungkan koperasi dan dapur SPPG, sekaligus meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat,” kata Mugiyono.
Saat ini, terdapat 164 Kopdes Merah Putih di kampung dan 9 di kelurahan, yang seluruhnya telah memiliki badan hukum. Dari total 173 koperasi tersebut, sebagian telah beroperasi melayani kebutuhan pangan masyarakat, sementara sisanya sedang mempersiapkan operasional.
“Beberapa Kopdes sudah berjalan, sementara lainnya sedang mempersiapkan operasional. Ini modal awal yang baik untuk menggerakkan ekonomi kampung,” ujarnya.
Sebagai bagian dari persyaratan pendirian, setiap pemerintah kampung diminta menyiapkan lahan berukuran 20 x 30 meter untuk pembangunan kantor Kopdes Merah Putih sebagai pusat pengelolaan koperasi.
Namun demikian, tantangan masih muncul terkait kompetensi pengurus kampung dalam mengelola koperasi. Mugiyono menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih tidak hanya berorientasi profit, tetapi harus menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Koperasi ini bukan seperti buka kios biasa. Harus berbadan hukum lengkap, dan usahanya adalah membantu masyarakat sekaligus menghidupkan ekonomi lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan, bila Kopdes Merah Putih dapat beroperasi optimal dan terkoneksi dengan dapur SPPG, maka sistem ekonomi masyarakat akan bergerak melalui pola yang saling menguatkan dimana masyarakat memasok hasil panen, koperasi mengumpulkan dan menyalurkan, sementara SPPG mengolahnya menjadi makanan bergizi untuk anak-anak penerima MBG.
“Ini ekosistem ekonomi yang saling berkaitan. Jika semua berjalan, maka manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat kampung,” tutup Mugiyono.
PSR-CP










