Dari Timur Indonesia, PWI Papua Barat Mulai Gerakan Literasi AI untuk Wartawan

banner 468x60

MANOKWARI, cahayapapua.id- Dari ujung timur Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Papua Barat mencatat sejarah baru dengan memulai gerakan literasi Artificial Intelligence (AI) bagi wartawan.

‎Pelatihan yang digelar di Hotel Aston Niu Manokwari, Jumat (7/11/2025), ini menjadi program perdana PWI di seluruh Indonesia yang berfokus pada pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia jurnalistik.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten III Sekda Papua Barat, Otto Parorongan, didampingi pengurus PWI Pusat, PWI Papua Barat, serta perwakilan SKK Migas dan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. Pembukaan ditandai dengan penabuhan tifa sebagai simbol semangat kolaborasi antara dunia pers, pemerintah, dan industri dalam menghadapi era digital.

Ketua PWI Papua Barat, Bustam, mengatakan pelatihan ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kapasitas wartawan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tanpa meninggalkan nilai-nilai etika jurnalistik.

“Di tengah keterbatasan anggaran, kami menggandeng SKK Migas dan Genting Oil Kasuri untuk menghadirkan pelatihan ini. Papua Barat menjadi tempat pertama di Indonesia di mana wartawan belajar memahami dan memanfaatkan teknologi AI,” ujarnya.

Sebanyak 30 wartawan mengikuti pelatihan tersebut, terdiri dari 26 peserta asal Manokwari dan 4 dari Teluk Bintuni. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Head of Technology Kompas Gramedia, Jhonsons, serta praktisi media dan teknologi digital sekaligus CEO ProPS, Ilona Juwita.

‎Bustam menegaskan, AI bukan ancaman bagi profesi wartawan, tetapi justru menjadi alat bantu untuk mempercepat dan mempermudah kerja-kerja jurnalistik.

‎“AI tidak bisa menggantikan intuisi, kepekaan, dan tanggung jawab wartawan. Justru dengan memahami AI, wartawan bisa lebih efisien, akurat, dan kreatif dalam menghasilkan karya,” katanya.

Ia menambahkan, PWI Papua Barat juga tengah mempersiapkan kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang akan diikuti sekitar 40 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Papua Barat dalam waktu dekat.

Sementara itu, Satgas Anti Hoaks PWI Pusat, Mercys Charles Loho, mengapresiasi langkah PWI Papua Barat yang dinilai visioner dalam mendorong literasi digital di kalangan jurnalis.

“Kita jangan kalah dengan AI. Teknologi ini tetap dikendalikan oleh manusia. Pelatihan seperti ini penting agar wartawan memahami batas etika dan dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat perannya sebagai penyampai kebenaran,” ujarnya.

Perwakilan SKK Migas dan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd., Bima Cahaya Gratama, menilai kegiatan ini sebagai langkah maju bagi dunia pers daerah dalam menghadapi tantangan revolusi digital.

“Pelatihan ini penting agar wartawan memahami potensi AI, sekaligus tetap mengedepankan tanggung jawab etis dalam setiap karya jurnalistiknya. Kami percaya, media memiliki peran strategis dalam membangun komunikasi publik yang berimbang dan konstruktif,” ungkapnya.

‎Dalam sambutannya, Asisten III Sekda Papua Barat, Otto Parorongan, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PWI Papua Barat yang menjadi pelopor gerakan literasi AI di Indonesia.

‎Ia menekankan pentingnya adaptasi wartawan terhadap kemajuan teknologi agar tetap relevan dan profesional.

“Pemerintah berharap wartawan mampu menjadi sumber pencerahan di tengah derasnya arus informasi digital. Dengan pelatihan ini, diharapkan insan pers Papua Barat semakin siap menghadapi perubahan zaman, tanpa kehilangan jati diri dan tanggung jawab moralnya,” tutup Otto.

 

PSR-CP

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *