MANOKWARI, cahayapapua.id—Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw merasa prihatin dengan kondisi over kapasitas di lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Papua Barat.
Purnawirawan Jenderal Polisi bintang tiga ini, mendorong adanya kerja sama guna merevitalisasi lapas. Selain bertujuan untuk mengurai masalah kelebihan daya tapung, revitaliasi lapas dimaksudkan agar menghadirkan nuansa humanis.
“Saya sering berkunjung ke lapas, sangat memprihatinkan. Over kapasitas sama dengan (kondisi) di lapas kelas IIB ini, kapasitas hanya 120 orang namun menampung sampai 420 orang. Sudah sangat over, ini adalah persoalan,” ujarnya saat menghadiri acara pemberian remisi umum dalam rangka HUT ke 78 RI pada jajaran Kanwil Kemenkumham Papua Barat, Kamis (17/8/2023)
Waterpauw mendorong kolaborasi Pemprov dan Kemenkumham soal program revitalisasi lapas di wilayah Papua Barat. Ia juga meminta, warga binaan yang sudah menyelesaikan masa hukumannya dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
“Apa bila keluar jangan lagi masuk lapas. Karena sudah over, lebih baik di luar saja. Begitu juga yang ada di luar sana tidak usah masuk karena daya tampung sudah over sekali,” tutupnya.
Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly dalam amanahnya mengingatkan, seluruh jajaran Petugas Pemasyarakatan selalu melakukan interaksi dan komunikasi yang baik kepada warga binaan.
mengayomi dan memberikan bimbingan serta didikan dengan mempedomani Pancasila sebagai landasan, serta senantiasa mengedepankan semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat toleransi dan menghindari ujaran kebencian.
“Perlu anda ketahui bersama, bahwa tugas membina warga binaan yang sedang anda laksanakan merupakan tugas yang penting dan mulia,” katanya. (BMB-CP)
